Posted in Ceritaku

Utang Sebagai Investasi

Saya dan teman saya yang bernama Dewi punya kesepakatan. Kami bersepakat untuk menggunakan istilah investasi untuk menyebut utang. Siapa yang diutangi disebut investor, memberikan pinjaman disebut berinvestasi. ⁣

Walau disebut investasi bukan berarti ada profit atau dilebihkan saat pengembalian, lo, yaa. Ini cuma ganti sebutan aja. Biar apa? ya biar keren wkwkwk. Saya menginisiasi sebutan investasi–pengganti kata utang–ini supaya lebih enak didengar–terutama pas nagih. ⁣

Kan enak nagihnya gini, “aku mau ambil investasiku”, coba bandingkan ama,“kembaliin uangku.” Yang pertama kedengarannya lebih keren, kan. 🤣⁣
Selain supaya terdengar keren, alasan lainnya adalah sebagai afirmasi positif; menghilangkan stigma negatif dari utang dan mencegah mudarat–susah ditagih. ⁣

Kita pasti ogah memberikan pinjaman uang karena stigma orang yang berutang itu buruk. Orang-orang yang berutang kebanyakan susah ditagih; mengesampingkan utang yang dimiliki–kalau punya uang lebih bukan digunakan untuk melunasi atau mencicil utang terlebih dahulu; Sedikit sekali pengutang yang berinisiatif bayar sebelum ditagih. ⁣Pas ditagih, susahnya minta ampun, banyak alasan.

Nah, karena stigma negatif itulah saya menggunakan sebutan investasi untuk membangun kepercayaan dengan pemilik uang; seolah uangnya sedang disimpan dan bisa diambil kapanpun–tentunya memang harus begitu. ⁣

Dengan menggunakan istilah investasi, saya tidak khawatir memberikan uang saya karena pasti kembali–berasa kayak nabung tapi di orang; dan sebagai peminjam, ada amanah uang investor yang harus saya kembalikan.⁣

Lagipula, dengan menggunakan istilah investasi membuat saya menjadi berhati-hati dalam memberikan pinjaman. Saya harus meneliti si calon pengutang, apakah amanah jika diberi pinjaman. Saya tidak mau terkena investasi bodong, setelah dipinjami malah susah ditagih. Perlu digarisbawahi, susah ditagih dalam konteks si pengutang enggan mengembalikan dana investasi–menyepelekan utang, tidak memprioritaskan pelunasan.

Beda cerita kalau yang saya pinjami memang berkekurangan. Tetap saya anggap berinvestasi tapi dalam bentuk lain. Saya tetap menagih tapi sebagai formalitas, kalau belum bisa melunasi ya gak apa-apa, yang penting sudah konfirmasi. Terkadang, belum sempat saya tanyai sudah ada laporan dari yang bersangkutan. Saya suka berurusan uang dengan orang-orang yang bertanggungjawab.

Leave a comment